Sebagian besar
waktu manusia dihabiskan dalam bekerja mencari uang. Hal ini dijalani hampir
seluruh manusia di dunia. Kita mengisi waktu sejak bangun tidur sampai
menjelang tidur lagi dengan kegiatan-kegiatan yang tujuannya sama, yaitu
mencari uang. Hampir semua pertemuan-pertemuan di hotel, warung kopi, restoran,
dan tempat lainnya adalah dalam rangka bisnis mencari uang.
Aktivitas
mencari uang, terkadang tidak hanya menghabiskan banyak waktu, tapi juga banyak
melalaikan manusia dari kewajibannya kepada Allah SWT. Banyak manusia yang
menunda sholat karena alasan bekerja, bahkan banyak yang tidak mampu menjaga sholat
lima waktunya, fenomena sholat bolong-bolong seolah-olah hal yang umum dan
wajar.
Sholat wajib
hanya membutuhkan sekitar lima menit saja, namun banyak yang merasa tidak
sempat. Mereka menganggap bekerja lebih penting dari pada yang lain, termasuk
sholat. Seolah-olah, mereka lebih takut MISKIN dari pada takut NERAKA.
Meninggalkan sholat karena sibuk bekerja sama saja memilih kenikmatan dunia dan
tidak takut siksa neraka.
Mengabaikan
sholat karena alasan sibuk bekerja sepertinya hal yang bisa dimaklumi, mereka
menganggap hal itu wajar saja. Inilah bukti, bahwa syaitan memang ada diantara
kita. Dia menyesatkan manusia dengan membuat terlihat baik perbuatan yang
sebenarnya buruk itu. perhatikan firman Allah SWT berikut ini :
Artinya:
Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang
buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak
ditipu oleh syaitan)? Maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang
dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu
binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang mereka perbuat. (QS. Faathir : 8)
Bekerja keras
mencari uang tapi bermalas-malasan dalam memenuhi kewajiban kepada Allah SWT
bukanlah hal yang benar, hal ini terlihat benar karena ulah syaitan, sesuai
ayat di atas. Ingatlah, syaitan hanya mengajak kepada keburukan. Perhatikan
Firman Allah SWT berikut ini :
Artinya:
Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh
kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan
daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengatahui. (QS. Al Baqarah : 268)
Dari
ayat di atas, Allah SWT menjelaskan bahwa ketakutan manusia terhadap kemiskinan
sehingga bekerja keras sampai-sampai mengabaikan kewajibannya kepada Allah
adalah hasil ulah syaitan. Allah SWT memberikan petunjuk di dalam Al Quran
bagaimana bekerja yang benar dan mendapat ridha di sisi Allah SWT, perhatikan
ayat berikut ini :
Artinya:
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu
dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah
orang-orang yang merugi. (QS. Al Munaafiquun : 9)
Berdasarkan
ayat di atas, Allah SWT memberitahukan kepada kita manusia bahwa silakan
bekerja namun jangan sampai harta benda membuat kita melalaikan dari mengingat
Allah, melalaikan dari mengingat kewajiban kita kepada Allah SWT, sehingga
membuat kita termasuk orang-orang yang MERUGI. Bekerjalah saudaraku, namun,
jangan lupa penuhi kewajiban kita kepada Allah SWT, supaya kita BERUNTUNG.
Ada
yang menarik dalam kata BERUNTUNG di atas. Orang bijak ada yang mengatakan,
orang yang bekerja keras sekeras apapun bisa kalah dengan satu jenis orang,
yaitu, orang yang BERUNTUNG. Benar bukan. Dan yang bisa membuat manusia
beruntung hanya Allah SWT. itulah sebabnya, ada manusia yang bekerja biasa saja
tapi rezkinya lebih baik dari pada yang bekerja hampir sepanjang hari. sungguh
Allah Maha Kuasa atas Segala Sesuatu, Dialah Allah yang melapangkan dan
menyempitkan rezki siapapun yang dikehendakiNya. Perhatikan Firman Allah SWT
berikut ini :
Artinya:
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah melapangkan
rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezki
itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. (QS. Ar Ruum : 37)
Berdasarkan
ayat di atas, Allah SWT menjelaskan bahwa Allah hanya Allah SWT saja yang dapat
melapangkan dan menyempitkan rezki seseorang, tidak peduli berapa banyak waktu
yang anda gunakan untuk bekerja, tidak peduli berapa banyak karyawan anda,
tidak peduli siapa bos anda, dan tidak peduli meskipun anda mengurangi waktu
bekerja demi memenuhi kewajiban anda kepada Allah SWT. Tetaplah Allah akan
melapangkan dan menyempitkan rezki sesuai kehendakNya, maka berusahalah untuk
menjadi manusia yang BERUNTUNG disisi Allah SWT.
Wallahu a’lam
bish-shawab.
Penulis: Dwi Agus Wahyudi / Kab. Kendal, Jawa Tengah
Baca Juga KISAH SYAIKH FADHAL DAN SANG IBU KANDUNGNYA.
Kata Kunci : berkerja keras dalam iman dan islam, berkerja keras menurut islam, bekerja keras dalam iman, bekerja keras dalam islam, bekerja keras.
0 Response to "BEKERJA KERAS DALAM IMAN DAN ISLAM"
Post a Comment
Biasakanlah berkomentar setelah membaca artikel dengan menggunakan kata-kata yang baik dan sopan.Komentar anda membantu kami untuk memberikan informasi yang lebih baik.